Merokok sudah merupakan hal yang biasa kita jumpai dimanpun kita berada. Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang sudah begitu luas dilakukan baik dalam lingkungan berpendidikan maupun tidak. Merokok sudah menjadi masalah yang kompleks yang menyangkut aspek psikologis dan gejala social. Sekarang ini banyak anak dibawah umur yang sudah merokok. Mereka merokok ketika pulang sekolah dan ketika mereka berkumpul dengan lingkungan rumahnya tanpa sepengetahuan orangtuanya. Banyak pertanyaan yang sudah saya tanyakan pada mereka “kenapa kalian merokok?” sebagian besaa anak – anak itu tidak bisa menjawab.
Banyak sudah himbauan tentang bahayanya merokok namun banyak yang tidak mempedulikannya. Merokok dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti penyakit kardiovaskuler dan kanker, baik kanker paru-paru, oesophagus, laryng, dan rongga mulut. Walaupun memiliki banyak penyakit merokok merupakan kebiasaan buruk yang susah dihilangkan.
Saya mengutip sebagian info dari http://id.shvoong.com yaitu: “Konsumsi rokok Indonesia setiap tahun mencapai 199 miliar batang rokok atau urutan kelima setelah RRC (1.679 miliar batang), AS (480 miliar), Jepang (230 miliar), dan Rusia (230 miliar). Sementara itu, menurut analisis Soewarta Kosen (ahli ekonomi kesehatan Litbang Departemen kesehatan), total tahun produktif yang hilang karena penyakit yang terkait dengan tembakau di Indonesia pada 2005 adalah 5.411.904 disability adjusted life year (DALYs). Jika dihitung dengan pendapatan per kapita per tahun pada 2005 sebesar US$ 900, total biaya yang hilang US$ 4.870.713.600. Dari segi ekonomi, rokok memang memberikan kontribusi yang signifikan bagi pemasukan negara. Tiap tahunnya, pemerintah mendapat masukan dari pos penerimaan cukai rokok dan minuman keras tak kurang dari sebesar Rp 27 triliun. Angka ini menyumbang 98% penerimaan cukai negara sehingga urusan kesehatan serta menyelamatkan anak negeri sering tergilas oleh setoran puluhan triliun rupiah tersebut”.
Semuanya itu merupakan potret bagaimana bahanya merokok dan juga bagaimana pentingnya rokok dalam perekonomian Negara. Banyak sekali terjadi perdebatan mengenai rokok. Saya mengutip dari Republika.co.id Yaitu “Majelis Tarjih dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengeluarkan fatwa haram merokok, di Jakarta, Selasa (9/3), karena Muhammadiyah merasakan berbagai dampak negatif rokok dalam bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi”. Setelah itu banyak petani tembakau yang protes terhadap fatwa tersebut, itu disebabkan ketakutan para petani tembakau jika fatwa haram rokok disahkan maka mata pencaharian mereka akan hilang. Oleh sebab itu masalah merokok harus dipikirkan secara baik – baik, sebab tidak sedikit juga keuntungan yang diperoleh banyak orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar